Friday, January 23, 2009

Sumpah Apoteker



  1. SAYA BERSUMPAH / BERJANJI AKAN MEMBAKTIKAN HIDUP SAYA GUNA KEPENTINGAN PERIKEMANUASIAAN TERUTAMA DALAM BIDANG KESEHATAN.

  2. SAYA AKAN MERAHASIAKAN SEGALA SESUATU YANG SAYA KETAHUI KARENA PEKERJAAN SAYA DAN KEILMUAN SAYA SEBAGAI APOTEKER.

  3. SEKALIPUN DIANCAM, SAYA TIDAK AKAN MEMPERGUNAKAN PENGETAHUAN KEFARMASIAN SAYA UNTUK SESUATU YANG BERTENTANGAN DENGAN HUKUM PERIKEMANUSIAAN.

  4. SAYA AKAN MENJALANKAN TUGAS SAYA DENGAN SEBAIK - BAIKNYA SESUAI DENGAN MARTABAT DAN TRADISI LUHUR JABATAN KEFARMASIAN.

  5. DALAM MENUNAIKAN KEWAJIBAN SAYA, SAYA AKAN BERIKHTIAR DENGAN SUNGGUH - SUNGGUH SUPAYA TIDAK TERPENGARUH OLEH PERTIMBANGAN KEAGAMAAN, KEBANGSAAN, KESUKUAN, KEPARTAIAN, ATAU KEDUDUKAN SOSIAL.

  6. SAYA IKRAR SUMPAH / JANJI INI DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH DENGAN PENUH KEINSYAFAN

Thursday, January 22, 2009

Kode ETIK Apoteker

MUKADIMAH

Bahwasanya seorang Apoteker di dalam menjalankan tugas kewajiban nya serta dalam mengamalkan keahliannya harus senantiasa mengharapkan bimbingan dan keridhaan Tuhan Yang Maha Esa

Apoteker di dalam pengabdiannya kepada nusa dan bangsa serta di dalam mengamalkan keahliannya selalu berpegang teguh kepada sumpah/janji Apoteker.

Menyadari akan hal tersebut Apoteker di dalam pengabdian profesinya berpedoman pada satu ikatan moral yaitu :

KODE ETIK APOTEKER INDONESIA

BAB I

KEWAJIBAN UMUM

Pasal 1

Sumpah/Janji

Setiap Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan Sumpah Apoteker.

Pasal 2

Setiap Apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia.

Pasal 3

Setiap Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi Apoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan kewajibannya.

Pasal 4

Setiap Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.

Pasal 5

Di dalam menjalankan tugasnya setiap Apoteker harus menjauhkan diri dari usaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian.

Pasal 6

Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi orang lain.

Pasal 7

Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya.

Pasal 8

Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan di Bidang Kesehatan pada umumnya dan di Bidang Farmasi pada khususnya.

BAB II

KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP PENDERITA

Pasal 9

Seorang Apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian harus mengutamakan kepentingan masyarakat dan menghormati hak asazi penderita dan melindungi makhluk hidup insani.

BAB III

KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP TEMAN SEJAWAT

Pasal 10

Setiap Apoteker harus memperlakukan Teman Sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.

Pasal 11

Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk mematuhi ketentuan-ketentuan Kode Etik.

Pasal 12

Setiap Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan kerjasama yang baik sesama Apoteker di dalam memelihara keluhuran martabat jabatan kefarmasian, serta mempertebal rasa saling mempercayai di dalam menunaikan tugasnya.

BAB IV

KEWAJIBAN APOTEKER/FARMASIS TERHADAP SEJAWAT PETUGAS KESEHATAN LAINNYA

Pasal 13

Setiap Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk membangun dan meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai, menghargai dan menghormati Sejawat Petugas Kesehatan.

Pasal 14

Setiap Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang dapat mengakibatkan berkurangnya/hilangnya kepercayaan masyarakat kepada sejawat petugas kesehatan lainnya.

BAB V

PENUTUP

Pasal 15

Setiap Apoteker bersungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia dalam menjalankan tugas kefarmasiannya sehari-hari. Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja maupun idtak sengaja melanggar atau tidak mematuhi Kode Etik Apoteker Indonesia, maka Apoteker tersebut wajib mengakui danmenerima sanksi dari pemerintah, Ikatan/Organisasi Profesi Farmasi yang menanganinya yaitu ISFI dan mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Ditetapkan di :Denpasar, Bali

Pada tanggal:18 Juni 2005

Krisis EkOnOmI dan PeraN KonKrit ApOtEkEr

Sepertinya negara kita tetap tidak bisa terhindar dari pengaruh krisis ekonomi yang melanda Amerika dan negara-negara di Eropa. Beberapa indikator ekonomi makro sudah menunjukkan fenomena tersebut. Penurunan nilai tukar rupiah, penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) dan kenaikan suku bunga SBI adalah beberapa indikator yang bisa kita lihat. Padahal beberapa analis mengatakan dampak nyata akibat krisis ekonomi baru akan terasa 3 - 6 bulan kedepan.

Karena pada saat itu nilai ekspor kita akan mulai mengalami penurunan dan bila kita tidak bisa mengendalikan impor bisa bisa neraca perdagangan kita akan mengalami defisit.

Sejalan dengan prediksi para analis, Menteri Kesehatan dalam pernyataannya yang dimuat di harian Republika 20 Oktober 2008 mengatakan bahwa Departemen Kesehatan akan membatasi impor obat jadi dan lebih menekankan lagi pemakaian obat generik. Memang betul pengurangan impor obat jadi bisa menghemat devisa negara, tapi (mungkin) Menkes lupa bahwa obat-obat yang diproduksi lokalpun tetap menguras devisa karena bahan bakunya juga harus diimpor. Apalagi kalau karena kebijakannya tersebut konsumsi obat generik menjadi berlipat ganda.

Sebagaimana kita ketahui, kebutuhan impor bahan baku obat kita memang sangat tinggi dan tidak mungkin dikurangi kalau kebutuhan obat tidak berkurang. Pengurangan impor hanya terjadi karena keterpaksaan akibat daya beli masyarakat mengalami penurunan yang drastis sebagai dampak turunnya nilai tukar rupiah. Tapi bila itu terjadi berarti kita memasuki kondisi kekurangan pasokan obat. Masih ingat krisis ekonomi yang melanda negara kita tahun 1997 ?

Oleh karena itu pertanyaan yang relevan untuk dilontarkan adalah, bila negara kita terimbas dampak krisis ekonomi Amerika akankah harga obat mengalami kenaikan ? Hampir pasti jawabannya adalah ya. Kecuali ada intervensi Pemerintah melalui program subsidi. Tapi, itupun hanya pada obat-obat generik. Untuk obat-obat generik bermerek tergantung ketegasan Pemerintah. Apabila ketentuan harga obat generik bermerek maksimum 3 kali obat generik diberlakukan secara konsisten maka sepanjang harga obat generik tetap, harga obat generik bermerek juga tidak naik. Bagaimana dengan obat-obat paten. Jangan ragu-ragu, hampir bisa dipastikan harganya juga akan naik.

Apakah kenaikan harga obat menjadi perhatian sejawat dokter ? Saya tidak tahu pasti. Seandainya ya, berarti dokter harus mengetahui informasi lengkap tentang harga obat. Sungguh merepotkan. Disamping menegakkan diagnosa dan menentukan jenis obat dokter juga harus memilihkan merek yang sesuai dengan kondisi ekonomi pasien. Kalau memang demikian maka gugurlah asumsi bahwa beda merek beda efikasi. Karena sejawat dokter yang fanatik terhadap merek tertentu karena alasan efikasi mau tidak mau harus belapang dada mengganti merek yang lebih sesuai dengan daya beli pasien. Sebenarnya ada juga alternatif lain bila sejawat dokter tidak mau repot, yaitu meresepkan obat generik.

Bagaimana seandainya sejawat dokter tidak memberi perhatian terhadap kenaikan harga obat ? Pasienlah yang akan kena dampaknya. Kecuali biaya pengobatan pasien ditanggung asuransi atau instansi tempat mereka bekerja. Bisa dibayangkan berapa alokasi biaya pengobatan yang harus ditambahkan untuk pasien yang menderita penyakit degeneratif yang sudah tidak bisa lepas dari obat.

Kenaikan harga obat bagi apotek berarti keharusan menambah modal kerja. Kalau harga obat naik maka modal kerja apotek juga harus ditambah agar level persediaannya terjaga. Belum lagi ada kemungkinan PBF akan mengurangi lamanya termin kredit bagi apotek. Dilain pihak biaya modal juga naik akibat naiknya bunga pinjaman. Jadi, apotek harus pandai-pandai menyiasati kondisi ini agar bisa bertahan.

Nah, bagimana peran kongkrit apoteker menghadapi krisis ekonomi ? Apoteker yang bekerja di industri akan dituntut untuk meningkatkan efesiensi proses produksi. Kalau perlu bahan baku disubtitusi atau formula obat ditinjau ulang atau proses produksi dimodifikasi agar kenaikan harga pokok produksi tidak terlalu besar. Pekerjaan ini sungguh merepotkan karena berarti harus ada kegiatan reformulasi dan validasi agar efikasinya tetap sama.

Apoteker yang bekerja di pemasaran akan menghadapi dilema karena biasanya anggaran promosi akan dirasionalkan tetapi demand tetap harus tumbuh. Mempertahankan saja sulit apalagi menumbuhkan. Jelas mereka dituntut lebih kreatif.

Bagaimana dengan apoteker yang di apotek ? Ini yang menarik. Bagi yang tidak rutin datang ke apotek, bisa jadi akan acuh tak acuh karena mengaggap hal itu bukan urusannya. Bagi yang aktif, pasti akan merasa pusing juga menghadapinya. Apoteker terpaksa harus putar otak untuk mengalokasikan sumberdaya yang dimilikinya seefektif mungkin agar kegiatan operasional apotek tidak terganggu.

Tetapi yang paling penting dari semua itu adalah peran kongkrit apoteker bagi pasien. Dalam konteks farmakoekonomi, apoteker di apotek sebenarnya memiliki tanggungjawab moral untuk membantu pasien. Melalui penerapan asuhan kefarmasian (pharmaceutical care) apoteker bisa menjadi konsultan bagi pasien yang mengalami hambatan finansial dalam menebus obat.

Untuk bisa menerapkannya, apoteker harus tampil di garis depan dan menerima setiap pasien secara langsung. Bila pasien menghadapi kesulitan keuangan, apoteker bisa memberi alternatif pemecahan melalui penggantian merek obat, memilihkan prioritas obat yang harus ditebus, mengurangi obat yang tidak perlu bila ada indikasi polifarmasi dan sebagainya. Agar secara etika dapat dipertanggungjawabkan, sebaiknya tetap berkonsultasi dengan dokter penulis resep.

Bila cara ini bisa diterapkan dengan tepat, pasien pasti akan sangat terbantu. Pasien akan merasakan langsung bahwa ternyata ada profesi yang masih menaruh perhatian pada mereka. Akan timbul perasaan hormat dari pasien. Bahkan bukan tidak mungkin pasien akan mendapatkan sensasi positif yang menurut ilmu pemasaran dikenal dengan experiential marketing.

Efek samping dari aktifitas tersebut pasien akan lebih respek dan percaya pada apoteker. Mereka akan menceritakan pengalamannya kepada orang lain. Merekapun tanpa diminta bisa menjadi tenaga pemasar yang efektif melalui word of mouth yang dilakukannya. Kalau sudah demikian, bersiaplah untuk menjadi rujukan bagi pasien-pasien yang lain.

Jadi ternyata krisispun bisa menjadi berkah baik bagi apoteker maupun pasien bukan ?

Wednesday, January 21, 2009

Sate Bandeng Khas Banten


Bahan-bahan

  • 1 ekor ikan bandeng
  • 1 butir telur, kocok
  • 1/4 butir kelapa, parut, sangrai, tumbuk kasar
  • 125 cc santan
  • 1 sendok teh garam
  • 3 buah cabai merah
  • 2 sendok teh ketumbar, sangrai
  • 1/2 sendok teh jinten, sangrai
  • 1 cm jahe, cincang
  • 2 cm lengkuas, cincang
  • 1 cm kunyit, cincang
  • 5 siung bawang merah
  • 5 siung bawang putih
  • 1 sendok teh asam
  • 1 sendok teh gula pasir

Cara membuat

Siapkan ikan bandeng, keringkan dengan lap, lalu pukul pelan-pelan seluruh badan ikan sampai lunak, keluarkan daging dan tulangnya lewat belahan perut/insang, sisihkan kulitnya.

Sangrai daging ikan bandeng dalam wajan sampai berubah warna, angkat, lalu buang semua duri, haluskan dagingnya, sisihkan.

Haluskan cabai merah, ketumbar, jinten, jahe, lengkuas, kunyit, bawang merah, bawang putih, asam, 1/2 resep garam, dan gula.

Tumis bumbu yang telah dihaluskan sampai harum, dinginkan, lalu campur dengan daging ikan tadi, kelapa tumbuk, dan telur, aduk sampai rata.

Masukkan adonan daging ikan ke dalam kulitnya, jepit dengan 2 bilah bambu, ikat kedua ujungnya, lalu bungkus bagian yang terisi daging dengan selembar daun pisang.

Panggang di atas bara api/di dalam oven (180 derajat Celsius) sampai ikan menjadi kaku.

Buka bungkusan daunnya, teruskan memanggang sambil diolesi campuran santan dan 1/2 resep garam, panggang hingga kering.

Ukuran porsi: 4 orang

Tuesday, January 20, 2009

SoP SaUdArA kHa5 PaNgKhEp


Masakan khas daerah yang berupa sop berkuah dengan bahan-bahan dasar seperti daging sapi/kerbau yang dimasak dengan aneka bumbu dan disajikan bersama nasi putih atau ketupat dengan Ikan Bakar sebagai tambahan lauknya.
Nikmati makanan ini disekitar Tamalanrea Makassar

Bahan: 250 gr daging sengkel, potong kotak 2 cm 750 ml air 1 cm jahe, memarkan 1 cm lengkuas, memarkan 3 lbr daun jeruk, sobek-sobek 2 btg serai, memarkan 1 sdt garam 1/4 sdt pala bubuk 1 cm kayumanis Minyak goreng

Bumbu halus:
7 bh bawang merah
3 siung bawang putih
2 btr kemiri, sangrai
1/2 sdm ketumbar, sangrai
2 cm kunyit
1/4 sdt jinten

Pelengkap:
50 gr soun, seduh sebentar
1 btg daun bawang, iris
Bawang goreng
Ketupat, potong-potong
Keripik Paru
Perkedel Kentang

Cara membuat:
1. Rebus daging sengkel bersama air hingga lunak.
2. Panaskan minyak, tumis bumbu halus, jahe, lengkuas, daun jeruk, dan serai sampai harum.
3. Tuang tumisan bumbu ke dalam rebusan daging, tambahkan garam, pala, dan kayumanis, masak hingga bumbu meresap.
4. Taruh dalam mangkuk, ketupat, soun, daun bawang, bawang goreng, paru kering dan perkedel kentang, siram dengan kuah dan daging.

Untuk 4 orang

Monday, January 19, 2009

Memilih


Apabila kau ingin berteman, Janganlah kerana kelebihannya, Kerana mungkin dengan satu kelemahan, Kau mungkin akan menjauhinya.... Andai kau ingin berteman, Janganlah kerana kebaikannya, Kerana mungkin dengan satu keburukan, Kau akan membencinya.... Andai kau inginkan sahabat yang satu, Janganlah kerana ilmunya, Kerana apabila dia buntu, Kau mungkin akan memfitnahnya.... Andai kau inginkan seorang teman, Janganlah kerana sifat cerianya, Kerana andai dia tidak pandai menceriakan, Kau mungkin akan menyalahkannya.... Andai kau ingin bersahabat, Terimalah dia seadanya, Kerana dia seorang sahabat, Yang hanya manusia biasa.... Jangan diharapkan sempurna, Kerana kau juga tidak sempurna, Tiada siapa yang sempurna... Tapi bersahabatlah kerana Allah

Thursday, January 15, 2009

RESEP PALLU BASA KHAS MAKASSAR INDONESIA

Bahan :
250 gr daging sapi matang, potong-potong
750 ml kaldu dari rebusan daging sapi
200 gr jantung sapi, potong, rebus matang
250 gr hati sapi rebus, potong-potong
250 gr usus sapi, rebus, potong-potong
300 gr babat sapi rebus potong-potong
250 gr limpa sapi, rebus, potong-potong
50 gr kelapa parut, sangrai sampai kecokelatan, haluskan
1 sdm air asam jawa

Bumbu Halus :
8 bh bawang merah 4 siung bawang putih 1 sdt ketumbar ¼ sdt jintan 3 bh cabai merah 2 cm jahe 3 cm lengkuas 1 btg serai ¼ bh pala ½ cm kayumanis 2 bh cengkeh 1 sdm gula merah ½ sdm garam

Cara Membuat :
1. Tumis bumbu halus sampai harum, masukkan daging, jantung, hati, usus, babat dan limpa, aduk rata. 2. Tuang kaldu, masak dengan api kecil sampai mendidih. 3. Tambahkan kelapa sangrai dan air asam, masak hingga bumbu meresap.

Untuk 6 orang.

RESEP SOP KONRO KHAS MAKASSAR


Sop Konro (makassar)

Bahan:
1 kg iga sapi, potong-potong 2 ltr air 2 cm kayu manis 3 butir cengkeh 3 cm lengkuas, dimemarkan 2 lembar daun salam 2000 ml air 3 sdm minyak goreng untuk menumis ½ sdm garam 5 butir bawang merah, iris tipis 2 sdm air asam jawa

Bumbu Halus :
5 butir bawang merah 3 siung bawang putih 1 sdt merica bulat ½ sdt pala 2-3 buah lkuwek, ambil dagingnya 50 gr kacang merah direbus matang 1¼ sdm garam

Cara membuat:
1. Rebus iga, kayumanis, cengkeh, daun salam, lengkuas, garam dan air asam jawa. 2. Tumis bumbu halus dan bawang merah iris hingga harum. 3. Tuang tumisan bumbu ke dalam rebusan iga dan masak sampai bumbu meresap dan iga matang. 4. Sajikan panas dengan sambal dan air jeruk nipis.

Wednesday, January 14, 2009

Resep Coto Makassar


Bahan

1 kg daging sapi bagian sengkel (yang empuk itu, bilang aja ama abang2 di pasar, pasti pada tau..)
1/2 kg paru (digoreng, pisahkan, masukin toples)
2 liter air cucian beras/tajin
5 batang serai, memarkan
5 lembar daun salam
250 gram kacang tanah, goreng, haluskan
3 sdm minyak goreng, untuk menumis
5 cm jahe, memarkan
1 ruas lengkuas, memarkan

note: sebenarnya kalo mau, pake juga 300 gram babat, rebus matang & 300 gram hati sapi rebus matang. Kalo mo pake beginian, daging sapinya dijadiin 1/2 kg aja. Tapi karna keluarga saya pemakan daging ( nama tengah kami semua adalah SUMANTI ), hati dan babat pas, dan dagingnya dibanyakin.

Bumbu yg dihaluskan:
10 siung bawang putih
8 butir kemiri disangrai
1sdm ketumbar disangrai
1 sdt jintan disangrai
1 sdm garam
1 sdt merica butiran.

Pelengkap:
bawang goreng
irisan daun bawang
irisan seledri

Sambal tauco:
- Haluskan 10 buah bawang merah, 5 siung bawang putih, 10 buah cabai keriting yang direbus sebentar.
- 100 gram tauco yang ditumis dengan 6 sdm minyak goreng hingga matang, tambah garam dan gula merah secukupnya. Campur sama bahan yang udah dihaluskan barusan.

Cara membuat:
1. Kalo pake babat atau hati, rebus terpisah hingga lunak, angkat, tiriskan, potong dadu.
2. Rebus daging sapi bersama air tajin, serai, lengkuas, jahe, dan daun salam. Setelah matang angkat, tiriskan, potong dadu.
3. Panasin minyak, tumis bumbu yang dihaluskan hingga harum, masukkan ke dalam kaldu,tambahkan kacang tanah goreng, didihkan.
4. Penyajian: Siapkan mangkuk, isi dengan daging dan ati dan babat dan juga paru yg dari toples tadi. Taburi bawang goreng (enaknya banyak2), irisan daun bawang dan seledri, sajikan dengan ketupat dan sambal taoco.
5. Sajikan hangat.

PS: Tambahin kecap, garam, dan jeruk nipis jika perlu.

Happy Cooking!